SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG TAKIYA AZKAH

Rabu, 28 Maret 2012

ANEMIA DALAM KEHAMILAN


Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan..
Menurut World Health Organization (WHO), 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. .
Sebagian besar perempuan  mengalami anemia selama kehamilan, baik di negara maju maupun negara berkembang. Badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) memperkirakan  bahwa 35-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Namun, banyak di antara mereka yang telah menderita anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak  hamil di negara berkembang dan 12% di negara yang lebih maju 
          Di Indonesia, prevalensi anemia ibu hamil mencapai 70%. Artinya, dari 10 wanita hamil, 7 di antaranya terkena anemia. Biasanya, ibu hamil baru terserang anemia ketika kehamilan menginjak trimester kedua karena pada trimester pertama peningkatan volume darah belum terlalu signifikan sehingga gejala anemia kurang begitu dirasakan.  Keluhan yang terjadi pada anemia ibu hamil terjadi ketika menginjak trimester dua dan tiga, volume darah meningkat drastis. Bahkan mencapai 35%. Sementara pada saat melahirkan, tambahan zat besi yang diperlukan berkisar antara 300-350 mg akibat kehilangan darah. Pada kondisi setelah melahirkan, wnaita memerlukan 40 mg/hari atau dua kali lipat yang dibutuhkan pada kondisi tidak hamil 
          Anemia merupakan penyebab utama kematian ibu hamil dan janin saat melahirkan, karena pendarahan. Angka kematian ibu hamil di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, yakni sekitar 307 dari 100 ribu kelahiran. Negara-negara ASEAN lain, misalnya Malaysia, hanya 40-50 dari sekitar 100 ribu kelahiran. ”Jadi kita 8 kali lebih tinggi. 
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup Kematian Ibu (AKI) di Kota Palembang berdasarkan hasil analisis Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008 sebesar 53 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 terdapat 20 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target tahun 2010 sebesar 31 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palembang terdapat 4 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebesar 2 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target tahun 2010 sebesar 1,7 per 1000 kelahiran hidup. 
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua .
Terjadinya anemia ibu hamil umumnya disebabkan pola makan tidak seimbang. Padahal, pada kondisi hamil, kebutuhan zat besi meningkat. Wanita dengan kehamilan berulang dalam waktu singkat juga memiliki peluang cukup tinggi terkena anemia. Ini disebabkan, dalam kondisi setelah melahirkan, cadangan zat besi yang belum pulih terkuras untuk janin. 
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil antara lain : umur ibu, statis gizi ibu hamil, status ekonomi, dukungan keluarga, gaya hidup.
Umur ibu menjadi salah satu faktor yang dapat mengakibatkan anemia pada ibu hamail. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. 
Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan 
Status ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
                                                                                                                                              





Tidak ada komentar:

Posting Komentar