Definisi Kematian Neonatal
Kematian adalah
akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis.
Kematian neonatal adalah kematian bayi yang berumur
0 sampai 28 hari.
Tinggi rendahnya NMR (Neonatal Mortality Rate) dapat digunakan untuk mengetahui :
a.
Tinggi rendahnya usaha post natal
b.
Program imunisasi
c.
Pertolongan persalinan
d.
Penyakit infeksi, terutama saluran
napas bagian atas.
Klasifikasi Kematian Neonatal
Kematian neonatal terdiri dari sebagai berikut :
a.
Kematian neonatal dini
Yaitu kematian seorang
bayi yang dilahirkan hidup dalam waktu 7 hari setelah lahir.
b.
Kematian neonatal lanjut
Yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup setelah 7
hari, atau sebelum 29 hari
Etiologi Kematian Neonatal
Penyebab kematian janin dikategorikan sebagai berikut :
a.
Kuasa janin yaitu : anomali
kongenital, infeksi (korioamnionitis, sepsis janin atau intrauterus, sifilis
kongenital, sitomegalovirus, parvovirus big, rubella, varisela, listeriosis),
malnutrisi, hidropsnonimun, isoimunisasi anti-D, anomali struktural (cacat neural-tube), hidrops, hidrosefalus
terisolasi dan penyakit jantung kongenital kompleks.
b.
Kuasa plasenta yaitu masalah di
plasenta (degenerasi trofoblastik fibrinoid, kalsifikasi dan infark istemik
akibat oklusi arteri spiralis). Masalah di membran plasenta (korioamnionitis
ditandai dengan infiltrasi korion oleh leukosit polimorfonukleus dan
mononukleus).
c.
Kuasa ibu yaitu : penyakit ibu
meliputi gangguan hipertensif dan diabetes, antikoagulanlupus dan antibodi
antikardiolipin dengan vaskulopati desidua, infark plasenta, hambatan pertumbuhan
janin, abortus rekuren, trombofilia herediter, solusio plasenta.
Kematian neonatal dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
a.
Faktor ibu yaitu masa kehamilan,
meliputi : antenatal care, infeksi ibu hamil (rubella, sifilis, gonorhoe,
malaria), gizi ibu hamil, karakteristik ibu hamil (umur, paritas, jarak
kehamilan).
b.
Faktor janin yaitu umur 0-7 hari,
meliputi : BBLR, Asfiksia serta umur 8-28
hari, meliputi : Pneumonia
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kematian neonatal adalah : pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pemeriksaan kehamilan, ukuran LILA ibu, Hb ibu, maturitas janin, berat badan
bayi lahir
Kematian neonatus yang
terbanyak, adalah : Berat badan lahir rendah, cedera susunan saraf pusat akibat
hipoksia in utero dan cedera traumatik selama persalinan dan kelahiran,
malformasi congenital.
Sebelum dan selama kelahiran, faktor-faktor
yang berpotensi mempengaruhi kesejahteraan
neonatus antara lain :
a.
Bayi di infeksikan untuk melihat
ada tidaknya kelainan
b.
Mengamati pernafasan dengan cermat
dan memeriksa denyut jantung. Denyut jantung 100 kali permenit atau lebih yang
teraba dengan jelas di anggap normal, kemudian di terapkan pada skor APGAR 1 menit
dan 5 menit setelah lahir.
c.
Melakukan pemeriksaan asam basa
darah tali pusat.
Darah yang diambil dari
pembuluh umbilikus digunakan dalam pemeriksaan asam basa untuk mengetahui
status metabolik janin, oksigenasi dan PH janin umumnya menurun selama persalinan
normal. PH darah dan nilai gas darah arteri umbilikalis normal pada bayi aterm
atau prematur (BBLR).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kematian neonatal berdasarkan penyebab langsung dan
penyebab tidak
langsung
A.
Penyebab langsung kematian neonatal
a.
Infeksi
Infeksi
adalah terkena hama, kemasukan bibit penyakit, atau peradangan, serta
pengembangan parasit dalam tubuh.
Beberapa tanda
dan gejala infeksi yaitu : Malas minum, gelisah, frekuensi pernapasan meningkat,
berat badan tiba-tiba turun, pergerakan kurang, diare, selain itu dapat terjadi edema, purpura, ikterus, hepatospleno
megalia dan kejang, serta pada bayi BBLR seringkali terjadi hipotermia dan
sklerema.
Infeksi pada
neonatus dibagi dalam dua golongan besar :
1) Infeksi berat meliputi, sifilis kongenital, sepsis
neonaturum, meningitis, pneumonia kongenital, pneumonia aspirasi, pneumonia karena
airborn infection, pneumonia stafilokokkus,
diarea epidemik, pielonefritis, osteitis akuta, tetanus neonaturum
2)
Infeksi ringan meliputi : pemfigus neonaturum,
oftalmia neonaturum, infeksi pusat, moniliasis.
Infeksi pada neonatus di
negeri kita masih merupakan masalah gawat. Di Jakarta, khususnya di rumah sakit
Dr.Cipto Mangunkusumo, infeksi merupakan 10 sampai 15% dari morbiditas
perinatal. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada bayi berat lahir
rendah.
b.
Asfiksia
Asfiksia
adalah perubahan patologis yang disebabkan oleh kekurangan oksigen dalam udara
pernapasan yang mengakibatkan hipoksia dan hiperkapnia.
Asfiksia berarti
hipoksia yang progresif akibat penimbunan CO2 dan asidosis. Bila
proses ini berlangsung terlalu jauh maka dapat mengakibatkan kerusakan pada otak
dan kematian. Asfiksia juga bisa mempengaruhi fungsi organ fital lainnya.
Tanda dan
gejala asfiksia adalah : pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat, nadi cepat,
nilai APGAR kurang dari 6.
Penyebab Asfiksia
adalah: kurangnya oksigenisasi
sel, retensi karbon dioksidasi yang berlebihan dan asidosis
metabolik
Untuk menentukan
tingkat asfiksia, apakah bayi mengalami asfiksia berat, asfiksia sedang, dan
asfiksia ringan atau normal dapat dipakai penilaian APGAR.
A Appearance (warna kulit)
P Pulse (frekuensi jantung)
G Grimace (kemampuan refleks)
A Activity (tonus otot)
R Respiration (usaha bernapas)
Dibawah ini tabel untuk
menentukan tingkat atau derajat asfiksia yang dialami bayi.
SKOR APGAR :
TANDA
|
0
|
1
|
2
|
Frekuensi jantung
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100 per menit
|
Lebih dari 100 per menit
|
Usaha bernafas
|
Tidak ada
|
Lambat tidak teratur
|
Menangis kuat
|
Tonus otot
|
Lumpuh
|
Ekstremitas fleksi
|
Gerakan aktif
|
Reflek
|
Tidak ada
|
Gerakan sedikit
|
Gerakan kuat atau melawan
|
Warna
|
Biru atau
pucat
|
Tubuh kemerahan ekstrimitas biru
|
Tubuh kemerahan
|
Apabila
nilai APGAR.
7-10 yaitu bayi yang mengalami asfiksia ringan
atau dikatakan bayi dalam keadaan normal.
4-6 yaitu bayi yang mengalami asfiksia
sedang.
0-3 yaitu bayi yang mengalami asfiksia
berat.
c.
BBLR
BBLR adalah
bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau kurang. Menurut WHO BBLR
adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
BBLR dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
Faktor ibu yang meliputi :
penyakit ibu (toksemia gravidarum, pendarahan antepartum, trauma fisik dan
psikologis, nefritis akut, serta diabetes melitus), usia ibu (usia ibu kurang
dari 16 tahun, dan usia ibu lebih dari 35 tahun, serta multigravida yang jarak
kelahirannya terlalu dekat), keadaan sosial (golongan sosial ekonomi rendah,
dan perkawinan yang tidak syah), sebab lain (ibu yang perokok, dan ibu peminum
alkohol, serta ibu pecandu narkotik).
Faktor janin, meliputi sebagai
berikut : hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom
Faktor lingkungan, meliputi
sebagai berikut : tempat tinggal dataran tinggi, radiasi, zat-zat racun.
Dalam Eka
(2009) Di Indonesia kematian neonatal
disebabkan oleh BBLR sebanyak 29% dan insidensinya di rumah sakit berkisar 20%.
B. Penyebab
tidak langsung kematian neonatal
a.
Faktor
ibu
1)
Usia
ibu
Resiko kematian
pada kelompok umur dibawah 20
tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3x lebih tinggi dari
kelompok umur reproduksi sehat 20 sampai 34 tahun.
2)
Paritas
Paritas adalah
jumlah persalinan yang pernah dialami wanita.
Menurut Wiknjosastro
(2006) paritas I dan paritas tinggi
(lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi
paritas, lebih tinggi kematian maternal.
3)
Penyulit
dalam kehamilan atau persalinan
Penyulit dalam
kehamilan atau persalinan yaitu :
a)
Hiperemesis
gravidarum, adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena,
terjadinya dehidrasi.
b)
Toksemia
gravidarum, adalah trias HPE (Hipertensi, Proteinurinia, edema), yang
kadang-kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (kejang-kejang atau konvulsi
dan koma).
c)
Abortus
atau keguguran, adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan
d)
Kelainan letak kehamilan
(kehamilan ektopik), adalah keadaan abnormal
implantasi hasil konsepsi terjadi di luar endometrium rahim
e)
penyakit
trofoblas, disebabkan oleh kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan
trofoblas plasenta atau calon plasenta yang bersifat neoplasitik.
f)
Penyakit
dan kelainan plasenta dan tali pusat, plasenta normal beratnya kira-kira 500
gram atau 1/6 dari berat badan janin, diameternya rata-rata 15-20 cm dengan
tebal 2,5 cm.
g)
Air
ketuban dan kelainan, asal air ketuban dari fetal urin, transudasi dari darah
ibu, sekresi dari epitel amnion dan a mixed
origin.
h)
Kehamilan
ganda, adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak ditemukan
obat-obatan dan cara ovulasi maka dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia,
frekuensi kehamilan kembar condong meningkat bahkan sekarang telah ada hamil
kembar lebih dari 6 janin.
4)
Cara
persalinan
Cara persalinan ada 3 yaitu :
a)
Persalinan
spontan yaitu bila persalinan ini
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir.
b)
Persalinan
buatan yaitu sebaliknya bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar,
misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio caesarea.
c)
Persalinan
anjuran yaitu berhubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi
yang dilahirkan.
Gawat
janin atau kematian janin, tidak boleh merupakan penghalang untuk melakukan
tindakan seksio sesaria, demi menjaga keselamatan ibu. Akan tetapi, gawat ibu
terpaksa akan menunda tindakan seksio sesarea sampai keadaan ibu membaik, dan
di dukung dengan fasilitas memungkinkan, maka jangan ragu-ragu untuk melakukan tindakan
seksio sesarea.
b.
Faktor bayi
1)
Umur kehamilan ibu
Faktor usia kehamilan juga harus
diperhatikan dalam kematian neonatal, sebagian besar bayi meninggal pada minggu
pertama adalah bayi prematur karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak
hanya tergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan
(maturitas) bayi tersebut. Hal ini penting dipikirkan karena ia berkaitan
dengan kemampuan seorang bayi untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan di
luar rahim ibunya.
2)
Berat badan lahir bayi
Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor terpenting kematian
neonatal dan juga sebagai determinan yang cukup bermakna bagi kematian bayi dan
balita. Menurut Chase, bayi lahir
dengan BBLR memiliki kemungkinan untuk meninggal selama masa neonatal sebanyak
20-30 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat cukup
boleh minta daftar pustaka nya gx mbak??
BalasHapusmksh sblmny..
maaf mba, boleh minta daftar pustaka? tp per paragraf.
BalasHapusTrima kasih banyak
daftar pustakanya boleh minta dilampirkan ga?
BalasHapus