URAIAN MATERI
I. ASUHAN ANTENATAL
A. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
Terdapat enam standar pelayanan antenatal sebagai sebarikut :
1. Identifikasi ibu hamil
Tujuan : mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Yang perlu di ingat :
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Tujuan : memberikan pelayanan yang berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
3. Palpasi Abdominal
Tujuan : mempersiapkan kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.
4. Pengelolaan anemia dalam kehamilan
Tujuan : menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi sebelum persalinan berlangsung.
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Tujuan : mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
6. Persiapan persalinan
Tujuan : untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
B. Standar Alat
Standar alat yang digunakan dalam pelayanan antenatal :
1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan
3. Tensimeter
4. Stetoskop
5. Stetoskop laenec
6. Metlin
7. Set imunisasi TT
C. Manamenen Ibu Antenatal
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Kebijakan Program :
1. Satu kali triwulan pertama. Kehamilan sampai dengan 14 minggu
2. Satu kali pada triwulan kedua. Kehamilan 14-28 minggu
3. Dua kali pada triwulan ketiga. Kehamilan 28-36 minggu dan sesudah 36 minggu.
Tujuan asuhan antenatal :
1. Memantau kemajuan kehamilan
2. Mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
3. Deteksi dini adanya ketidaknormalan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat
5. Agar masa nifas normal
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga setelah bayi lahir
Asuhan antenatal yang mungkin tidak bermanfaat bahkan merugikan :
1. Pembatasan diet untuk eklamsi dan pre eklamsi
2. Penilaian letak janin sebelum minggu ke 36 minggu
3. Opname untuk kehamilan kembar
4. Membatasi kegiatan seksual selama kehamilan
5. Aspirin untuk mencegah kehamilan
6. Suplemen calcium untuk mencegah kaki kram
7. Pemberian diuretika untuk tekanan darah tinggi karena kehamilan
Standar minimal asuhan :
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Imunisasi TT
5. Pemberian tablet besi
6. Test terhadap PMS
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8. Dan persiapan persalinan
II. ASUHAN INTRANATAL
A. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Terdapat empat standar, yaitu :
1. Standar Persalinan Kala I
TUJUAN :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2. Persiapan Kala II yang aman
TUJUAN :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
3. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
TUJUAN :
Membantu secara aktif pengeluaran placenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca salin, memperpendek waktu persalinan kala 3, mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta.
4. Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi
TUJUAN :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum
B. PERSIAPAN BIDAN
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan, dan perlengkapan perlindungan pribadi.
1. Sarung tangan
Sarung tangan DTT atau steril harus dipakai saat pemeriksaan dalam, membantu kelahiran bayi, dll.
2. Perlengkapan pelindung pribadi
Mengenakan PPD sangat membantu penolong terkontaminasi adanya kemungkinan penyakit menular.
C. PERSIAPAN RUMAH DAN LINGKUNGAN
Penolong persalinan harus menilai ruangan di mana proses persalinan akan berlangsung. Ruangan harus memiliki sitem pencahayaan, baik melalui jendela, lampu di langit-langit kamar, maupun sumber cahaya lain. Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung. Harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan selama persalinan.
D. PERSIAPAN ALAT ATAU BIDAN KIT
Persiapan bidan dalam bidan kit dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Alat-alat untuk cuci tangan
- Sabun dan tempat sabut 1 buah
- Sikat tangan 1 buah
- Handuk bersih 1 buah
2. 1 set alat dan perlengkapan pemeriksaan
- Tensi meter 1 buah
- Stestoskop 1 buah
- Thermometer 1 buah
- Laenec 1 buah
- Celemek 1 buah
- Masker dan bag untuk resusitasi bagi 1 buah
- Tabung oksigen 1 buah
- Timbangan bayi 1 buah
- Pita pengukur 1 buah
- Bengkok 1 buah
- Kapas 1 buah
- Kasa steril 1 buah
- Spuit 2,5 cc 1-2 buah
- Spuit 5 cc 1 buah
- Abocath 1 buah
- Infuse set 1 buah
- Haemometer sahli 1 buah
- Masker 1 buah
- Kaca mata 1 buah
- Senter 1 buah
- Klorin 1 buah
3. 1 set alat pertolongan persalinan
- Bak instumen 1 buah
- Sarung tangan steril 1 pasang
- Duk steril 1 buah
- Gunting episiotomi 1 buah
- Gunting tali pusat 1 buah
- ½ kocher 1 buah
- Kocher 2 buah
- Kateter nelaton 1 buah
- Penghisap lendir 1 buah
- Benang tali pusat 2 buah
4. 1 set alat hecting
- Bak instumen 1 buah
- Sarung tangan steril 1 pasang
- Duk steril 1 lembar
- Tampon vagina 1-2 buah
- Pinset chirurgis 1 buah
- Pinset anatomis 1 buah
- Nal voeder 1 buah
- Jarum otot 1-2 buah
- Jarum kulit 1 buah
- Benang jahit 1 buah
5. Obat-obatan
- Uterotonika : Metil ergometrin, oksitosin, lidokain
- Koagulasi : Vit K dan Adona
- Obat untuk bayi : Meylon 5%, glukosa 40%
- Cairan : Glukosa 5%, NacL 0,9%
6. Surat-surat
- Surat keterangan lahir
- Partograf
- Buku catatan dan Balpoint
- Surat rujukan
E. PERSIAPAN IBU DAN KELUARGA
1. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinannya
2. Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan keluarga
3. Tenangkan hati ibu
4. Bantu ibu memilih posisi yang nyaman
5. Jelaskan cara meneran yang benar saat pembukaan lengkap
6. Berikan makan dan minum selama proses persalinan
F. MANAJEMEN IBU INTRAPARTUM
Ø Definisi : adalah asuhan yang diberikan pada ibu saat awal persalinan sampai dengan kelahiran
Ø Tujuan : memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu saat awal persalinan sampai dengan kelahiran dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan
Ø Hasil yang diharapkan : terlaksananya asuhan pada ibu intranatal termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.
7 langkah manajemen menurut Helen Varney :
1. Pengkajian (pengumpulan data dasar)
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :
- Riwayat kesehatan
- Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
- Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
- Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
Komponen-komponen pengkajian dan fisik ini adalah :
a. Kesehatan secara umum
- Tanyakan keadaan ibu
b. Tanda-tanda vital
- Temperatur/suhu
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernafasan
c. Pemeriksaan abdomen
- Menentukan tinggi fundus
- Memantau kontraksi uterus
- Memantau DJJ
- Menentukan presentasi
- Menentukan penurunan bagian bawah janin
d. Pemeriksaan dalam
- Nilai portio
- Nilai pembukaan
- Nilai ketuban
- Nilai presentasi
2. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan ibu Postpartum
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu.
3. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan. Berdasarkan data yang dikumpulkan, bidan akan memutuskan apakah persalinan ibu normal atau tidak normal.
4. Identifikasi dan menetapkan tindakan segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi pasien.
5. Membuat Rencana Asuhan
Merencanakan asuhan yang menyeluruhj yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya. Rencana asuhan untuk ibu yang normal meliputi :
- Menghadiri orang yang dianggap penting oleh ibu
- Mengatur aktivitas dan posisi ibu
- Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
- Menjaga privacy ibu
- Penjelasan tentang kemajuan persalinan
- Menjaga kebersihan diri
- Mengatasi rasa panas
- Massase
- Pemberian cukup minum
- Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
6. Implementasi Asuhan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman. Penting sekali untuk melibatkan seluruh keluarga dalam melaksanakan rencana asuhan.
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
ASKEB IBU POSTPARTUM DI RUMAH
Masa postpartum menurut Rustam Mochtar adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil yang lamanya 6-8 minggu. Definisi lain masa postpartum adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut Hanifa Wiknjosastro, masa postpartum adalah dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Bidan juga mengajarkan tentang perawatan payudara dan teknik menyusui. Bidan juga memberi informasi tentang aktivitas, istirahat, latihan, makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan seksual, fisiologi pascapartum, pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6 minggu pascapartum.
Tanda-tanda fisik postpartum yang berbahaya :
1. Demam dengan atau tanpa menggigil
2. Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi
3. Lokia atau rabas vagina keluar secara berlebihan
4. Lokia kembali berwarna terang setelah sebelumnya berwarna merah karat
5. Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri, kemerahan, atau panas jika disentuh
6. Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara
7. Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak dapat berkemih
8. Nyeri di pelvis atau perineum
JADWAL KUNJUNGAN DI RUMAH
Kunjungan rumah dapat menjadi bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat, atau suatu badan swasta yang khusus memberi layanan di rumah untuk pasien maternitas. Kunjungan dapat dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ketiga setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Selama kunjungan rumah, bidan melakukan pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengidentifikasi setiap komplikasi yang potensial.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga didalam lingkungan yang alami dan aman.
Kunjungan | Waktu | Tujuan |
Pertama | 6-8 jam | Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri |
| | · Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, serta merujuk jika perdarahan berlanjut · Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga cara mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri · Pemberian ASI awal · Melakukan bonding attachment · Menjaga bayi tetap sehat, cegah hipotermia · Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan BBL 2 jam pertama pascapartum atau sampai keadaan ibu dan bayinya stabil |
Kedua | 6 hari pasca persalinan | · Memastikan involusi uterus berjalan · Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal · Memastikan ibu dapat makan, minum dan cukup istirahat · Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda penyulit · Memberi konseling mengenai asuhan bai, perawatan tali pusat dan perawatan sehari-hari. |
Ketiga | 2 minggu pasca persalinan | · Sama seperti kunjungan ke-2 |
Keempat | 6 minggu pasca persalinan | · Menanyakan penyulit yang dialami · Memberi konseling KB secara dini |
MANAJEMEN IBU POST PARTUM
1. Dukungan
- Masalah nyata/dicurigai
- Dukungan emosi/psikologi pasutri/keluarga
- Anjurkan ibu untuk cuti
2. Informasi dan konseling
- Tentang asuhan pada bayinya
- Tentang cara pemberian ASI
- Tentang perubahan fisik ibu
- Tanda-tanda infeksi
- Bagaimana cara merawat dan menjaga kebersihan diri ibu dan menyembuhkan bekas luka
- Informasi tentang hubungan suami istri
- Penjelasan tentang alat kontrasepsi
3. Rasa takut
- Perasaan ibu yang menganggap dirinya tidak mampu untuk menjadi seorang ibu
- Ibu merasa kehilangan hubungan yang erat dengan suaminya
- Rasa takut ibu atas tanggung jawab mengasuh bayi.
PEMERIKSAAN FISIK YANG DILAKUKAN PADA IBU POST PARTUM
1. Tanda-tanda vital
2. Payudara
3. Uterus
4. Kandung kemih
5. Genetalia
6. Perineum
7. Extremitas bawah
8. Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu
9. Instinc keibuan
10. Reaksi ibu
11. Kebutuhan ibu dalam masa nifas
12. Rooming – in plan
13. Pengetahuan ibu
Jadwal Pengunjung Rumah
1. Kunjungan I
(6-8 jam setelah persalinan)
- Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan
- Konseling tentang HPP karena atonia uteri
- Pemberian ASI awal
- Bounding attacement
- Mencegah hipormi pada bayi
2. Kunjungan II
(6 hari setelah persalinan)
- Observasi invulsio (uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal dan tidak ada bau)
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau pendarahan abnormal
- Memastikan ibu menyusui dengan baik
- Konseling mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3. Kunjungan III
(2 minggu setelah persalinan)
- Sama seperti kunjungan ke II (6 hari setelah persalinan)
4. Kunjungan IV
(6 minggu setelah persalinan)
- Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami
- Memberikan konseling tentang alat kontrasepsi
TINDAKAN MANDIRI
1. Kunjungan pada hari ketiga, minggu ke dua, dan minggu keenam sapalah ibu dan keluarga dengan ramah.
2. Tanyakan pada ibu/keluarga jika ada masalah / kekhawatiran tentang ibu dan bayinya
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4. Pakai sarung tangan DTT bila melakukan kontak dengan darah / cairan tubuh
5. Periksa, tanda vital, periksa payudara ibu amati tanda saluran ASI tersumbat/infeksi dan putting susu ibu, periksa infulsio dan lochea.
6. Tanyakan apakah ibu meminum vitamin / Vit A sesuai ketentuan dan apakah persediaan cukup.
7. Bila ibu anemia semasa hamil/mengalami pendarahan selama proses persalinan, periksa Hb pada hari ketiga dan nasehatkan agar makan makanan bergizi dan berikan tablet Fe.
8. Berikan penyuluhan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, istirahat cukup dan cara merawat bayi.
9. Periksa KU bayi, dan tanyakan pada ibu cara pemberian ASI (perhatikan apakah bayi menyusu dengan bayi)
10. Periksa warna kulit bayi ikterus / tidak
11. Nasehati ibu tentang pentingnya ASI eksklusif sedikitnya 4-6 bulan
12. Bicarakan tentang KB
13. Catat dengan tepat semua yang ditemukan
14. Jika ada hal-hal yang tidak normal rujuk ibu dan bayi ke puskesmas / rumah sakit
15. Jika ibu/ bayi meninggal, kematian harus diketahui sesuai dengan standar kabupaten / propinsi/ nasional.
POSTPARTUM GROUP
Asuhan Nifas
1. Dukungan
- Masalah nyata/dicurigai
- Dukungan emosi/psikologis pasutri / keluarga
- cuti
- Asuh anak
- Beri ASI
- Perubahan fisik
- Tanda infeksi
- Asuhan diri sendiri
- Kebersihan dan penyembuhan
- Sex
- KB dan gizi
3. Rasa takut
- Dukungan dan dorongan perasaan tidak mampu, rasa kehilangan hubungan yang erat dengan suami
- Asuh bayi
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu.
1. Kebersihan diri
- Kebersihan seluruh tubuh
- Bersih alat kelamin – ajarkan
- Ganti pembalut min 2 x / hari
- Cuci tangan setelah bersihkan daerah kemaluan
- Jika efis hindari sentuh daerah luka
2. Istirahat
- Istirahat cukup
- Kegiatan rumah tangga biasa, istirahat bayi tidur
· Penurunan jumlah produksi ASI
· Perlambat involuasi pada perdarahan
· Depresi ketidakmampuan rawat bayi dan diri
3. Latihan
- Diskusi pentingnya kembalikan otot perut dan panggul kembali normal, penurunan rasa sakit punggung
- Senam nifas
4. Gizi untuk ibu menyusui harus :
- Konsumsi 500 kalori/hari
- Makanan diet berimbang, protein, minum vitamin yang cukup
- Minum 3 liter air / hari
- Pil zat besi 40 hari post partum
- Kapsul vitamin A (200.000 unit)
5. Perawatan Payudara
- Bersih, kering
- BH menyokong
- Putting susu lecet oleh colesterum / ASI, susui mulai yang tidak lecet
- Lecet berat, istirahat 24 jam keluarkan, beri susu gunakan sendok
- Nyeri beri paracetamol 1 tab 4 – 6 jam
- Bila payudara bengkak
· Kompres basah dan hangat 5 menit
· Urut dari pangkal ke putting / gunakan sisir dengan arah menuju putting
· Keluarkan sebagian ASI dari bagian depan sampai putting lunak
· Susukan bayi setiap 2-3 jam / keluarkan dengan tangan
· Setelah selesai letakkan kain dingin
· Payudara di keringkan
6. Hubungan perkawinan / Rumah tangga
- Secara fisik aman untuk mulai hubungan suami istri bila darah merah berhenti dan ibu bisa masukan 1-2 jari ke dalam vagina tanpa nyeri
- Budaya tunda hubungan pasutri 40 hari – 6 minggu keputusan tergantung pasutri.
7. KB
- Jarak hamil 2 tahun
- Metoda amenore laktasi (2 % risiko hamil)
- Gunakan kontak aman bila haid lagi
- Bila ingin KB lakukan konseling
- Bila pasutri sudah tentukan metoda ketemu lagi 2 minggu, kalau ada ? / metoda bekerja dengan baik.
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas pada bayi :
1. Kebersihan
- Basuh bayi dengan kain / busa 2 hari sekali
- Bayi baru lahir tidak boleh di mandikan sepenuhnya sampai tali pusat kering dan ujung pusat sudah menyembuh.
- Setiap bayi BAB dan BAK bersih dengan dengan sabun / air cegah infeksi
2. Menyusui
- Segera setelah lahir
- Susu eksklusif
3. Tidur nyamping / telentang jangan pakai BH
4. Ujung tali pusat
- Bersih kering
- Cuci dengan sabun dan air
- Lapor bidan jika merah + bau, keluar cairan
5. Imunisasi
Minggu pertama, BCG, Polio, Hepatitis B.
Tindakan yang tidak bermanfaat
1. Menghindari makanan yang berprotein ikan / telur
2. Bebat perut padsa masa nifas (2-4 jam post partum)
3. Penggunaan kantong es / pasir untuk berkontraksi
4. Memisahkan bayi dengan ibu untuk masa yang lama pada jam pertama setelah lahir.
Perubahan fisiologis masa nifas :
1. Perubahan fisik
2. Involuasi uterus dan pengeluaran lochia
3. Laktasi
4. Perubahan sistem tubuh lainnya
5. Perubahan psikis
Kebijakan program nasional masa nifas
Kunjungan I (6-8 jam post partum)
- Cegah perdarahan / atonia uteri
- Deteksi penyebab lain perdarahan
- Konsultasi cegah perdarahan pada ibu / keluarga
- ASI awal
- Hubungan ibu dan bayi baru lahir
- Cegah hipotermi
Kunjungan II (6 hari post partum)
- Kont, fundus, perdarahan normal, bau
- Nilai tanda infeksi
- Cukup makanan, cairan, istirahat
- Konsultasi asuhan bayi, TP, jaga bayi tetap hangat, perawatan bayi sehari-hari
Kunjungan III (2 minggu post partum) = 6 hari post partum
Kunjungan IV (6 minggu post partum)
- Penyulit ibu dan bayi
- Konsultasi KB dini.
KESIMPULAN :
Melaksanakan manajerial asuhan kebidanan di komunitas baik di rumah, posyandu dan polindes dengan fokus making pregnancy safer :
1. Asuhan antenatal
- Standar asuhan kebidanan
- Standar alat
- Manajemen ibu antenatal
2. Asuhan intranatal
- Standar pelayanan kebidanan
- Persiapan bidan
- Persiapan rumah dan lingkungan
- Persiapan alat/bidan kit
- Persiapan ibu dan keluarga
- Manajemen ibu intranatal
Masa postpartum menurut Rustam Mochtar adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil yang lamanya 6-8 minggu.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga didalam lingkungan yang alami dan aman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar